About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 04 Februari 2012

Tangkis Globalisasi dengan Kebijakan Bermuatan Pendidikan Karakter



Bandung, UPI

Auditorium Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Jumat (27/1/2012) pagi,  menjadi berbeda karena hadirnya Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).  Ia hadir untuk memberikan kuliah umum bertema “Globalisasi  dan Komunitas Asia Raya yang digagas Yayasan One-Asia di Tokyo Jepang yang berlangsung sejak dua bulan lalu.
Diani Risda, Koordinator OIER UPI memaparkan bahwa kehadiran Rektor adalah mengisi perkuliahan umum yang ke-8 dari 12 kali pertemuan yang sudah dijadwalkan.  Secara spesifik, Prof. Sunaryo menyampaikan makalah berjudul, “Globalisasi dan Komunitas Asia  Raya Berdasarkan Perspektif Pendidikan.”
Prof. Sunaryo memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud implementasi langkah internasionalisasi yang memuat isu pendidikan.  Sebenarnya perkeluliahan seperti ini sudah dilaksanakan di berbagai Negara, seperti Jepang, Australia, Amerika dan Cina. Melalui  media pendidikan ini diharapkan dilakukan proses menyeleksi dan membangun perspektif yang lebih luas.
“One Asia Community sebenarnya merefleksikan upaya untuk menunjukan identitasnya, namun sebenarnya tidak dapat melepaskan interdependensi juga koneksi antara sekelompok masyarakat untuk menampilkan jati dirinya. Prosesnya bisa down to up atau sebaliknya, dan jika up to down akan menunjukkan adanya dominasi kultur dan ekonomi,” kata Prof. Sunaryo.


Saat ini  ada tiga persoalan yaitu kulktur, ekonomi dan teknologi yang pengaruhnya pesat di komunitas ini.  Hal ini berimbas kepada persoalan bagaimana mengelola perilaku. “Sebagai ilustrasi dalam bidang akademik, adalah fenomena mudahnya karya ilmiah di internet memudahkan pencarian bahan penulisan. Kecepatan proses teknologi tersebut apakah dapat diimbangi pula dengan tata nilai, kode etik penulis saat mengambil keputusan untuk mencantumkan referensinya,” ujar Prof. Sunaryo.
Ia menegaskan bahwa melakukan pencegahan plagiarisme sangat urgen dengan mengokohkan kekuatan hati dan pikiran dalam menghadapi teknologi yang borderless dan fasilitas yang memudahkan tersebut.
Dikatakan, sebenarnya One Asia adalah bentuk kesepakatan dalam mengimbangi kekuatan dunia yang lain, terutama Eropa dan Amerika Serikat.  Bila melihat dari populasi penduduk di negara Asia yang jumlahnya besar, hal ini akan memiliki dampak  terhadap implementasi pendidikannya.  Berdasarkan estimasi dari jumlah penduduk Indonesia, sekitar 60% -nya saja pada tahun 2025 yang saat ini masih berusia 0-15 tahun akan menjadi sumber daya manusia  produktif.
“Momentum ini harus segera dikawal dengan sistematis melalui perspektif pendidikan. Meski demikian,  patut pula diantisipasi adanya kemungkinan adanya lost generation.  Mobilitas penduduk adalah suatu keniscayaan, maka harus diantisipasi melalui regulasi yang berarah positif,” tandas Rektor.


Bermuatan Pendidikan Karakter
Suatu bahan perenungan dengan adanya brand yang kuat dari negara tetangga Malaysia yang sudah membahana di dunia internasional patut disikapi dengan kebijakan makro.  Pada kenyataannya, pendidikan nasional belum mampu berkompetisi dengan pendidikan negara yang mampu menerapkan sistemnya di tanah air. Hal ini salah satunya karena adanya kebijakan imigrasi yang tidak memudahkan bagi mahasiswa asing yang ingin melanjutkan studi di Indonesia.
“Masalah penguasaan bahasa Inggris dan metodologi penelitian di bidang akademik pada perguruan tinggi patut menjadi perhatian khusus.  Belum lagi perlu digalinya keunggulan keahlian yang berdasarkan core valuebangsa.  Misalnya dengan menampilkan kekuatan bahasa Indonesia di dunia internasional agar mampu  menjadi keunggulan Asia. Kemampuan melakukan stimulasi  kondisi yang ada dengan kerja keras berorientasi menghasilkan mutu patut dicamkan,” ujar Prof. Sunaryo.
Ia mengingatkan perlunya komparasi sebagai perilaku yang reaktif dan adaptif seperti adaptif terhadap teknologi yang baru.  Keunggulan bangsa pun dapat dilihat dari kemampuan berkerasi dan berinovasi dalam menciptakan produk pendidikan yang bermutu dan tidak terlepas dari proses kultur yang ada. Hal yang terpenting adalah jangan sampai kecerdasan kita dimanfaatkan negara lain.  Seperti yang selama ini terjadi dalam sejarah pendidikan di mana sebelumnya negara-negara Asia Tenggara pernah belajar di Indonesia pada tahun 1970-1980.  Sekarang kenyataannya  mereka memiliki brand yang lebih baik di mancanegara.
“Menyinggung ukuran standarisasi di dunia internasional sebenarnya tidak sama di semua negara.  Namun standar pada hakikat diakui secara dinamis oleh bangsa lain. UPI berupaya mendorong para dosen membangun pembelajaran berbasis riset.  Semoga dapat dipelopori riset dengan industry,” kata Prof. Sunaryo selanjutnya.
Rektor selanjutnya menekankan pentingnya meneladani negara Finlandia di mana pendidik menduduki posisi strategis karena mereka memang memiliki kompetensi yang baik. Indonesia patut membenahi alokasi distribusi pendidik yang terbentur  sistem pemerintahan otonomi daerah, sehingga banyak penempatan pendidik di daerah yang tidak berimbang.
“Pada akhirnya memang semua harus dievaluasi agar sistem pendidikan sesuai filosofinya dalam kerangka pendidikan yang sistemik, dalam menciptakan anak bangsa yang lebih baik melalui pendidikan karakter kita yang unik,“ ujar Prof. Sunaryo. (Dewi Turgarini/Foto: Dodi)

http://berita.upi.edu/2012/01/28/tangkis-globalisasi-dengan-kebijakan-bermuatan-pendidikan-karakter/

Seperti apa si GALAU itu ?





    Galau, Fenomena yang sekarang tejadi pada setiap orang dikala ada masalah terutama anak anak ababil yang baru beranjak dewasa. Pada hakikatnya galau itu sendiri merupakan rasa cemas dan penak akan masalah yang dihadapi. Kebanyakan galau itu lebih dominan dengan masalah percintaan anak remaja atau kadang dewasa pun terserang rasa galau.

    Ane juga pernah ngerasain galau yang berkepanjangan akibat percintaan , tapi buat apa ngegalau ga jelas atau mikirin masalah yang tak ujung usai padahal disitu banyak jalan keluar . jikalau rasa galau itu pun terjadi alangkah baik nya kita salurkan rasa rasa yang membelenggu itu dengan berbagi ketemen(curhat) barangkali temen punya solusi yang jitu untuk masalah ente.

    Para pencinta galau atau yang biasa kita sebut galauwers itu sendiri bisa kita temui dilingkungan kita atau temen temen kita dengan mimik muka yang manyun dan sering menyendiri meraungi nasib akan kegalauannya, sering melamun itu juga bisa akibat dari virus galau. Akibat yang ditimbulkan dari efek galau tersebut yang saya alami sendiri, bahwasannya mengganggu suasana sosial kita dengan menghiraukan panggilan temen, merubah suasana disaat ada temen maen atau kumpul dengan tidak banyak ngomong.

    Toh sob, jikalau anda sedang galau mendingan curahkanlahh rasa galau anda , problem apa yang terjadi cari solusi sama temen, dari pada anda terpuruk, nahhh kapan move on nya atuh .

Kamis, 02 Februari 2012

ANAK ALAY Salah satu fenomena yang sekarang banyak di benci dan di caci maki orang. Ahhh miris bener bangsa ini, di balik banyak problema problema tentang korup kemiskinan pengangguran dan lain lain tapi disisi lain penerus bangsa kita merusak bahasa indonesia sendiri . Saya menghargai bahkan saya beri apresiasi buat anak alay dengan kretifitasnya toh namun jangan menyusahkan orang lain yang tidak segaul dan sekelompok dengan anda. Saya juga pernah ngerasain yang namanya alay bahkan mungkin masih alay menurut pandangan anda, tapi setidaknya saya berusaha untuk tidak merugikan orang lain. Menurut radhitya dhika seorang penulis yang juga pernah tampil sebagai stand up comedy bahwa anak alay merupakan tahap perkembangan orang indonesia mulai dari Bayi , anak anak , remaja, alay , dewasa dan tua. Alay juga mungkin menyebut bahwa dirinya itu orang gaul atau mungkin juga gaul yang berlebihan melebihi batas gaul sampe sampe bikin orang pusing nanggepinnya. Ane tidak terlalu berpendapat bahwa orang alay itu selalu jelek karena itu juga HAM mereka juga, tapi yang pasti kalau mau kreatif kreatif yang sesuai dengan jalur yang tidak merugikan atau membingungkan orang lain. SO, BAGI PARA ALAYERS JANGANLAH BERKECIL HATI MASIH ADA JALAN UNTUK BERTOBAT DAN MEMPERBAIKI DIRI. Alay dulu waktu saya SMP sering ditayangin di televisi di berita bahwa anak alay juga merupakan bagian dari komunitas yang gaul yang sering nongkrong dengan gaya celana pensil di pelorodin bagian pinggangnya. Dengan berjalannya waktu yang semakin sini kian lebih menggoblal, komunitas tersebut mulai surut dan dikucilkan oleh anak anak gaul berpendidikan yang tahu mana sesuatu yang dapat dilestarikan dan mana yang nora yang tidak etis atau menyusahkan orang lain. Ciri ciri alay masih dapat kita kunjungi disekitar kita seperti berikut : Dari ketikan sms : Alay : Alluw kag! Leh knal? Ap kBrx? A lay : Huft …Plz dund…bkn t3mb3m cmu4, tp ’emb3m c@iank cMuana’. W AD klaz xmp lw dlu. J4h@d bgd d3ch……fufufuuu :’( Alay :Ea mu’uph kag…. Abzn udh kbi@s44n kag. Jng mrh dund… hix… hix… Oh ea y.. Kn ad alay : bnyk ea… muv dh muv.. Eh kag, w inged loh qt dlu prNh kut xkul PeNcak sLt bReng jG. Tulisan dikutip http://rinaldimunir.wordpress.com/2011/04/12/obrolan-anak-alay-dengan-orang-normal-lucu-abiss/ Jujur dah saya aja agak ribet baca nya nyampe satu jam ngertiin tulisan seperti ini. Biasanya orang orang somplak yang nulis beginian sekalian aja bikin plat nomor apalagi yang di facebook nama panjang panjang seperti jalan kereta api dan baca akunnya aja saya sambil garuk garuk pant*t . " perusak budaya negeri ". Toh kalau mau disingkat pula yang di mengerti orang lahh , sewajarnya aja.
Gaul habis ini orang , gila ahhh narsis banget bro.. Mungkin seperti inilah argumen menurut orang orang bahwa foto seperti ini alay atau mungkin yang di keatasin kameranya dengan rambut pirang panjang sebelah . SO, YANG MERASA ALAY MASIH BANYAK HARI UNTUK MEMPERBAIKI DIRI SEBELUM MATI KARENA CACIAN DARI SEKELILINGNYA. :D ALAY, GO TO HELL !




Followers

Pages